|

Naskah dan Lembar Jawaban UN Kurang




Siswa SMA Negeri 11 Yogyakarta Faris Fadhli Domily mengerjakan soal ujian nasional di atas tempat tidur di Rumah Sakit Hidayatullah, Yogyakarta, kemarin. Dia dirawat di rumah sakit karena menderita kanker tulang.

JAKARTA– Sejumlah hambatan mewarnai hari pertama ujian nasional (UN) kemarin. Hambatan itu antara lain kekurangan naskah soal dan lembar jawaban.

Kekurangan lembar jawaban komputer (LJK) di antaranya terjadi di SMKN 1 Cipatat, Kabupaten Bandung Barat. Lembar jawaban kurang dua amplop atau 40 lembar jawaban. Untuk menutup kekurangan tersebut, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) terpaksa mengambil lembar jawaban yang seharusnya dipergunakan untuk hari kedua ujian (hari ini).

”Namun permasalahan itu tidak sampai mengganggu pelaksanaan UN,” ungkap Kasi Kurikulum Disdikpora KBB Imam Santoso kemarin. Persoalan yang sama juga terjadi di Sumatera Utara (Sumut). Ketua Penyelenggara UN Sumut Ilyas Sitorus menyatakan, ada beberapa daerah yang diinformasikan kekurangan lembar jawaban di antaranya di Nias Selatan, Tapanuli Utara, dan Medan.Di Nias Selatan,lembar jawaban kurang karena saat didistribusikan lembar jawaban tercebur di perairan Pulau Telo. Tidak hanya lembar jawaban, dari 33 kabupaten/kota, terdapat juga dua kabupaten/kota yang mengalami kekurangan naskah soal UN. Hal itu terjadi karena ketidakpahaman panitia UN di sekolah terkait kode yang terdapat pada masing-masing amplop soal UN.

“Dua daerah itu adalah Langkat dan Labuhan Batu,” ujar Koordinator Pengawas UN Perguruan Tinggi Selamet Triyono saat meninjau pelaksanaan UN di SMA Negeri 7 Medan kemarin. Menurut dia, kekurangan naskah soal UN itu karena tertukarnya amplop naskah soal UN dari satu kelas ke kelas yang lain. Padahal, jumlah peserta di tiap kelas berbeda. Dari Jember, Jawa Timur, malam sebelum berlangsung UN, sebagian besar siswa telah menerima kunci jawaban yang beredar lewat pesan singkat (SMS).Kunci jawaban itu bahkan untuk dua mata pelajaran, Bahasa Indonesia dan Biologi.

Namun,SMS itu dipastikan menyesatkan. UN hari pertama jenjang SMA/MA mengujikan dua mata pelajaran, Bahasa Indonesia dan Biologi untuk Program IPA, Sosiologi (IPS), Sastra Indonesia (Bahasa), serta Fikih (Keagamaan). Sementara pada jenjang SMK/SMALB mengujikan satu mata pelajaran, yakni Bahasa Indonesia.Adapun jumlah peserta UN jenjang SMA/MA/ SMK sebanyak 2.442.599 orang terdiri atas 1.196.136 peserta SMA,287.931 (MA),dan 958.532 (SMK). Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan Nasional Mansyur Ramly mengakui ada beberapa hambatan dalam pelaksanaan UN hari pertama, misalnya ada aduan lembar jawaban beredar di Kabupaten Fakfak, Provinsi Papua Barat. ”Kami sudah konfirmasi ke panitia,dinyatakan tidak ada lembar jawaban beredar. Tetapi,kami masih mencari second opinion karena belum ada bukti,” katanya.

Menurut dia, jika terbukti terjadi kebocoran di suatu sekolah, UN di sekolah itu akan dibatalkan. Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Mohammad Nuh meminta ujian nasional (UN) tidak dijadikan alat politik pihak tertentu. Mendiknas juga melarang langkah pemerintah daerah yang ingin mendapatkan kelulusan 100%,tapi tidak mengindahkan rambu kejujuran.“ Prinsip-prinsip dasar ujian tidak boleh ditabrak,”katanya seusai mengunjungi UN di SLB Pembina Lebak Bulus, Jakarta,kemarin. lia anggia/adi hartantyo/ pjuliatmoko/ neneng zubaidah 
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/393765/

Posted by MGMP BAHASA INDONESIA SMA/MA BANYUMAS on 09.25. Filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. Feel free to leave a response